Dibalik Kisah Orang Muda Berbakat
Posted: Thursday, March 18, 2010 by sisca in Labels: Character Building I
Perkembangan teknologi sekarang ini sangatlah berkembang dengan pesat. Dari tahun ke tahun mengalami perubahan yang sangat signifikan. Dapat kita lihat didalam kedua video yang telah kita lihat bahwa inilah salah satu kecanggihan teknologi yang disalahgunakan oleh beberapa kalangan masyarakat. Hal ini dilakukan untuk mengungkapkan kekesalan mereka dengan apa yang mereka lihat. Dalam video pertama, dosen yang sedang mengajar pada saat kegiatan belajar-mengajar berlangsung diopinikan leh beberapa mahasiswa bahwa beliau sedang marah-marah ketika sekelompok mahasiswa sedang presentasi pada jam mata kuliah beliau. Padahal menurut saya hal terliat biasa saja, tidak terlihat seperti apa yang menjadi judul dari video tersebut yaitu “Dosen Binus Mengamuk”. Ini telah terjadi sudah lama sekitar pertengahan tahun lalu. Lalu dalam video kedua yaitu escalator lambat yang terdapat di Binus. Sebaiknya disini kita dapat mengambil sisi positifnya ialah mungkin ada kesalahan teknis dalam mesin escalatornya yang menyebabkan escalator tersebut dapat menjadi lambat. Seharusnya mahasiswa tersebut tidak menggumbar keburukan yang terdapat di universitas yang sedang dia tempati untuk menimba ilmu. Dan dalam kedua hal ini dapat saya tarik kesimpulan bahwa dalam kecanggihan teknologi sangatlah bagus, namun balik lagi ke individu masing-masing bagaimana menyikapi dalam penggunaan teknologi yang selalu berkembang ini. jika kita mendapati kekesalan yang sangat berarti pada seseorang janganlah mengumbar ke media elektronik, lebih baik langsung to the point oleh orang yang bersangkutan. Lalu untuk video kedua tentang escalator tersebut, mungkin menjadi instropeksi kepada pihak kampus untuk lebih melihat lebih detail lagi segala fasilitas yang menjadi konsumsi bagi para mahasiswa. Dalam kedua hal ini terdapat sisi positif dan negative yang dapat kita telaah lebih lanjut. Dan akhir kata, pergunakanlah teknologi yang canggih ini dengan akal sehat bukan dengan kesenangan dalam artian negatif.
Mohandas Karamchand Gandhi yang lebih dikenal dengan nama Mahatma Gandhi. Beliau lahir di Porbandar, Gujarat pada tanggal 2 Oktober 1869. Ia merupakan seorang sarjana hukum lulusan University College di London. Mahatma Gandhi adalah seorang pejuang antidiskriminasi di India dan di dunia, dengan prinsipnya mengenai kebenaran, anti kekerasan dan keberanian. Didalam hidupnya, ia telah mengajarkan dua ajaran tentang Satyagraha dan Ahimsa. Satyagraha itu sendiri artinya hidup dengan berpegang penuh pada kebenaran, kasih dan kejujuran. Lalu, Ahimsa itu sendiri merupakan pedoman untuk berjuang tanpa kekerasan, kebencian dan paksaan.
Didalam kehidupannya, beliau memukul rata derajat seluruh manusia walaupun pastinya manusia dengan manusia lainnya ada perbedaan. Maksudnya beliau tidak pernah membedakan si A dengan si B atau sebaliknya. Mahatma Gandhi sangatlah toleran kepada sesama, terbukti selama beliau menempati dirinya di India. Dia selalu mengajarkan kepada setiap orang-orang bagaimana caranya untuk menghormati orang yang berbeda dengan diri sendiri yang dapat dari berbagai aspek yaitu baik dalam ras, agama dan suku. Selain hal itu, Mahatma Gandhi juga menerapkan bagi para penduduk di India untuk saling menghormati walaupun perbedaan itu terjadi dalam diri masing-masing individu.
Ajaran yang diterapkan oleh Mahatma Gandhi sangat berdampak penting untuk kehidupan kita sehari-hari. Dalam hal ini yang dapat saya ambil pembelajaran dari hal tersebut adalah sikap saling menghormati dan menghargai suatu perbedaan yang ada. Karena ketika perbedaan itu ada akan menjadi warna tersendiri bagi kita yang mengalaminya. Karena ketika kita dengan teman kita terdapat perbedaan misal saya ambil contoh dalam perbedaan agama, kita ambil sikap positifnya kita bersama teman kita harus saling mengingatkan akan beribadah dengan rutin dan saling menguatkan ketika ada masalah datang menimpa salah satu dari teman kita, melalui iman yang teguh pastinya teman kita akan sedikit dipulihkan. Begitu pula dalam hal saling menghormati, kita harus saling menghormati antar sesama, dengan orang tua, dengan orang yang tidak kita kenal pun harus tetap kita hormati. Karena ketika telah menghormati seseorang dalam suatu lingkungan maka suatu saat kita pun akan dihormati kembali oleh orang tersebut. Hal ini dapat dikatakan simbiosis mutualisme yaitu simbiosis yang saling menguntungkan, dalam hal ini kedua pihak diuntungkan dalam setiap interaksi keduanya. Dan juga kurang lengkap kalau hanya saling menghormati dan menghargai perbedaan kalau tidak toleransi dalam masalah yang menimpa sesama kita. Dapat diterjemahkan lebih mudahnya ialah saling tolong-menolong tanpa memandang siapa orang yang kita tolong. Kita semua adalah sama, dan manusia adalah mahluk social yang tidak dapat hidup tanpa seseorang, maka ketika orang yang kita kenal maupun yang tidak kita kenal mengalami masalah yang pelik dalam hidupnya, hendaklah kita saling bahu-membahu dalam ikut andil dalam masalah yang dialami oleh orang yang bersangkutan.
Jangan menilai sesamamu dari “warna kulitnya”,
tetapi nilailah mereka dari “warna hatinya”
Jangan menilai sesamamu dari “jenis kelaminnya”,
tetapi nilailah mereka dari “jenis karakternya”
Jangan menilai sesamamu dari “agamanya yang tertulis di kartu identitas”,
tetapi nilailah mereka dari “kasihnya yang tulus kepada Tuhan dan sesama manusia”
Mungkin judul yang tertera diatas tidak asing lagi di telinga kita semua. Seperti kita ketahui, semua orang pasti mempunyai kesibukan masing-masing yang dapat dikatakan kepentingan masing-masing. Satu dengan yang lainnya pastinya berbeda. Mengapa? Karena setiap individu dari kita semua memiliki perbedaan dari berbagai aspek misalnya, lingkungan, keluarga, pekerjaan dan lain sebagainya. Kita ambil satu contoh yaitu dari segi keluarga. Keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak pastinya memiliki perbedaan kesibukan. Ayah dan ibu yang sibuk bekerja membanting tulang di kantor dan anak yang sibuk berkutat dengan pelajaran di sekolah maupun di kampus mereka masing-masing. Dan pastinya di setiap keluarga tidak mungkin tidak mempunyai suatu masalah, entah itu menimpa ayah, ibu atau anaknya.
Sekarang saya akan mengambil contoh dari kehidupan keluarga saya, pada beberapa waktu yang lalu kakak dari ayah saya telah meninggal. Dan kami sekeluarga ikut berpartisipasi dalam acara penguburan dan penghiburan. Keluarga dari ayah saya langsung menanggung kejadian ini bersama-sama. Mereka membagi-bagi tugas yang ada misalnya ada yang meng-handle pemesanan peti, tanah makam, pendeta, konsumsi dan hal lain sebagainya. Saya melihat kekompakan antara ayah saya bersama kakak dan adiknya dalam ikut andil dalam kejadian yang terjadi secara tiba-tiba ini. Ketika saat itu padahal ayah saya ada pelayanan bersama gereja untuk melakukan pelawatan orang sakit di rumah sakit namun ayah saya lebih mementingkan kepentingan keluarga terlebih dahulu yang padahal pelawatan itu sudah dirancang dari jauh-jauh hari. Dalam kejadian ini saya dalam pembelajaran yang sangat berharga bagi saya agar saya bersama kakak-kakak saya selalu kompak dalam suka maupun duka. Selain hal itu yang dapat saya ambil hikmatnya ayah saya bersama kakak dan adiknya ikut merasakan apa yang dirasakan oleh keluarga yang ditinggalkan tersebut.
Dan kembali lagi kepada diri saya sendiri ini, hal ini harus diaplikasikan kedalam kehidupan saya dalam masalah sekecil apapun itu, baik bersama sesame anggota keluarga maupun sesame teman. Kesimpulannya ialah janganlah mementingkan diri sendiri ketika ada masalah dalam suatu lingkungan apalagi masalah itu menimpa salah satu dari orang yang kita kenal, sebaiknya hal itu menjadi masalah bersama tidak hanya orang yang bersangkutan saja yang merasakan namun kita pun yang kenal dengan dia dalam hubungan kita yang dekat maupun kurang dekat jauh lebih baik kita ikut berpartisipasi dalam masalah itu tidak hanya dalam perkataan semata namun ada suatu action yang harus kita lakukan agar meringankan masalah yang terjadi di dalam orang bersangkutan tersebut.